Kisah dari Kitab: Riyadush Shalihin

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Dari Samurah bin Jundab ra., dia berkata: Rasulullah SAW acapkali bertanya kepada para sahabat: “Siapa di antara kalian yang bermimpi?”

Maka salah seorang sahabat bercerita kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi dalam mimpinya. Kemudian pada suatu pagi beliau bercerita kepada Kami: “malam tadi ada dua orang yang datang kepadaku.

Keduanya mengajakku pergi, maka Aku pun pergi bersama keduanya. Di tengah perjalanan kami mendapati seorang laki-laki yang terbaring, didekatnya ada seseorang yang berdiri dengan memegang batu yang sangat besar.

Kemudian Ia menimpakan batu tersebut ke kepala orang yang berbaring, sehingga Kepalanya pecah dan batu itu menggelinding kesana kemari, setelah kepala yang pecah tadi pulih kembali, maka orang yang tadi berdiri mengambil kembali batunya dan melakukan hal yang sama.

Aku bertanya kepada dua orang yang bersamaku: “Subhanallah, Apakah Ini?”

Keduanya tidak member jawaban, mereka malah berkata: “Ayo kita pergi, ayo kita pergi”.

Maka kami pun beranjak meninggalkannya hingga menemukan seseorang yang tengah telentang, disampingnya ada seseorang yang memegang sejenis gergaji dari besi. Kemudian dia membelah salah satu sisi mukanya yaitu dari mulut sampai ke tengkuknya, dari hidung sampai ke tengkuknya dan dari mata sampai ke tengkuknya.

Kemudian dia membelah pada sisi muka yang lain dengan cara yang sama. Setelah selesai, muka tersebut pulih kembali seperti sediakala, dan kemudian ia diperlakukan lagi seperti tadi.

Aku (Rasulullah SAW) bertanya: “Subhanallah, siapakah mereka?” mereka tidak member jawaban dan malah berkata: “ayo Kita pergi, ayo kita pergi”.

Maka kami pun melanjutkan perjalanan. Kemudian kami mendapati sebuah tungku yang sangat besar, dari dalamnya dapat kami dengarsuara gaduh rebut dan jeritanyang mengerikan. Aku pun melihatnya, di dalamnya aku melihat lelaki dan perempuan yang telanjang, sedang di bawah tungku tersebut menyala api yang membara.

Tiapkali api itu didekatkan kepada mereka, mereka menjerit dan meronta-ronta. Aku kembali bertanya: “Siapakah mereka?”

Kedua orang yang bersamaku lagi lagi tidak menjawab dan berkata: “Ayo kita pergi, ayo kita pergi”.

Kami melanjutkan perjalanan hingga kami menemukan sebuah sungai yang airnya merah laksana darah, di dalamnya terdapat orang yang berenang dan tenggelam. Di tepi sungai terlihat orang yang mengumpulkan bebatuan. Setiap kali orang yang berenang itu sampai ke tepi sungai, ia membuka mulutnya.

Orang yang di tepi sungai memasukan satu batu ke mulutnya, kemudian ia kembali ke tengah dan demikian seterusnya. Aku kembali bertanya: “siapakah orang-orang itu?”.

Tetapi dua orang yang bersamaku kembali berkata: “ayo kita pergi, ayo kita pergi”.

Kami pun melanjutkan perjalanan hingga menemukan seseorang yang bermuka kejam, di dekatnya terdapat api yang membara, ia terus mengelilingi api tersebut.

Aku kembali bertanya: “siapakah orang ini?” tetapi dua orang yang bersamaku berkata lagi: “ayo kita pergi, ayo kita pergi.”

Kemudian kami melanjutkan perjalanansehingga menemukan taman luas, penuh dengan bunga di musim semi. Di sana ada orang yang tinggi, yang hamper saja aku tidak dapat melihat kepalanya.

Aku bertanya lagi: “siapakah orang itu?” kedua orang itu malah berkata: “ayo kita pergi, ayo kita pergi.”

Maka kami pun melanjutkan perjalanan sehingga kami menemukan sebuah pohonyang sangat besar dan indah. Aku belum pernah melihat pohon sebesar dan seindah itu. Kedua orang itu berkata: “ayo kita naik.”

Maka kami pun naik ke atas pohon tersebut, sesampainya di atas kami menemukan sebuah istana yang terbuat dari batu emas dan permata. Kami mendekati dan mengetuk pintu gerbang istana itu, setelah pintu terbuka kami segera memasukinya.

Setelah masuk kami mendapati lelaki-lelaki yang sangat tampan, tetapi ada juga orang orang yang bermuka buruk.

Kedua orang tadi berkata kepada mereka yang rupanya buruk: “pergilah kalian dan mandilah di sungai itu.” Di sana memang terdapat sungai yang mengalirkan air yang sangat jernih. Mereka pun menuju sungai itu dan mandi. Setelah selesai mereka datang kembali dengan wajah yang tidak buruk lagi, justru mereka terlihat lebih tampan. Kedua orang yang bersamaku berkata: “ini adalah surga ‘Adn, dan inilah tempat tinggalmu nanti.”

Kemudian aku melihat ke atas, disana aku melihat bangunan berupa awan putih. Kedua orang itu berkata: “Inilah tempat tinggalmu.”

Aku berkata kepada mereka: “semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada kalian. Tinggalkanlah aku, karena aku hendak memasuki bangunan itu.”

Kedua orang itu berkata: “sekarang belum waktunya bagimu untuk memasukinya.”

Aku berkata: “sejak awal perjalanan ini, aku menyaksikan banyak keajaiban, apakah arti sebenarnya dari semua itu?”

Keduanya berkata: “sekarang akan aku jelaskan kepadamu. Orang pertama yang kepalanya dipukul dengan batu besar hingga pecah, adalah orang yang mempelajari dan mengerti Alqur’an tetapi ia tidak mengamalkan isinya dan orang yang suka meninggalkan shalat fardlu.

Adapun orang yang dibelah mulutnya hingga ke tengkuknya dari hidung hingga ke tengkuknya adalah orang yang suka menebar berita bohong. Adapun lelaki dan perempuan yang ada di dalam tungku dengan telanjang adalah mereka yang suka berbuat zina. Adapun orang yang berenang dan memakan batu di sungai darah adalah orang yang suka memakan riba.

Adapun orang yang sangat tinggi di dalam taman adalah Nabi Ibrahim as. adapun anak-ank yang ada di sekitarnya adalah anak-anak yang meninggal dunia dalam keadaan bersih (mati ketika masih kecil).

Dalam riwayat Ala Bawqani di sebutkan: “yaitu anak-anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah.”

Sebagian orang bertanya: “wahai Rasulullah, bagaimana dengan anak-anak orang musyrik?”

Beliau bersabda: “demikian halnya dengan anak-anak orang musyrik.” Kedua orang itu melanjutkan: “adapun orang yang sebagian sangat tampan dan sebagian lagi buruk rupa adalah mereka yang mencampurkan amal shalih dengan amal buruk, kemudian Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Bukhari yang lain dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tadi malam aku bermimpi ada dua orang yang mengajakku ke Tanah suci. Kemudian aku berjalan dan menemukan sebuah bejana seperti tungku yang bagian atasnya menyempit sedangkan bagian bawahnya sangat luas. Di bawahnya dinyalakan api yang membara. Apabila api dinyalakan, maka isi bejana itu meluap seolah-olah mau keluar. Dan apabila api itu padam, maka isinya kembali turun.

Isi bejana itu adalah laki-laki dan perempuan yang telanjang. Kemudian kami menemukan sungai yang dialiri darah. Orang-orang berada di tengahnya berusaha untuk sampai ke tepi, di sana sudah ada orang yang memegang bebatuan yang dengan segera ia memasukkan batu tersebut kepada mulut orang yang datang dari tengah, lalu ia kembali ke tengah, demikian seterusnya.

Kemudian dua orang itu membawaku naik ke sebuah pohon dan memasukkan aku ke sebuah rumah yang terbaik yang aku lihat, belum pernah aku melihat rumah seindah itu sebelumnya. Di sana ada orang yang sudah tua dan ada yang masih muda. Kemudian aku juga menenmukan orang-orang yang merobek-robek mulutnya, yaitu orang yang suka berdusta dan suka menebar berita bohong, ia akan terus disiksa sampai datang hari kiamat. Kemudian aku melihat orang yang dipecahkan kepalanya, ia adalah orang yang mendapat karunia dari Allah sehingga dapat memahami al-Qur’an, akan tetapi dia tidak mengamalkan isinya. Ia juga terus disiksa sampai hari kiamat.

“Rumah pertama yang engkau masuki adalah rumah orang-orang mukmin, sedangkan rumah ini adalah rumah orang-orang yang mati syahid. Aku adalah Jibril dan ini adalah Mikail, angkatlah kepalamu.” Maka aku pun mengangkat kepala, di sana aku melihat serupa awan. Keduanya berkata: “inilah tempatmu.”

Aku berkata: “Tinggalkanlah aku, aku hendak memasukinya.”

Keduanya berkata: “sesungguhnya masih ada sisa umur yang masih belum engkau sempurnakan. Maka apabila kamu telah menyempurnakannya, pasti kamu akan datang ke tempatmu itu.” (HR. Bukhari)